Yup, kian hari, jika kita ikuti perkembangan politik Indonesia kian gak jelas. Koalisi zig-zag kian tak beraturan. Hak politik juga saling bertabrakan. Kepentingan perebutan kuasa kian menggila.
SBY memilih Boediono juga banyak memunculkan pendapat yang beragam. Fakta masa lalu, sentimen positif keuangan ekonomi Indonesia, dan pendapat yang sangat tendensiun mengiringi pilihan pencalonan pasangan tersebut. Untuk melihat realitas tersebut, berikut saya rangkum beragam pendapat dan link yang berkaitan dengan pencalonan SBY-Boediono untuk Pilpres mendatang.
- 10 Alasan SBY Memilih Boediono Sebagai Cawapres:
- SBY ingin cawapresnya “patuh”, ’setia’ dan tidak dominan secara politik.
- SBY membutuhkan cawapres yang ahli dalam bidang ekonomi.
- SBY tidak menginginkan wakilnya adalah sosok yang memiliki pengaruh ketokohan dan politik yang besar atau berpotensi membesar.
- SBY memilih Boediono karena Boediono adalah ekonom liberal-kapitalis yang handal dan dihormati terutama negara-negara neoliberalis kapitalis seperti Amerika Cs.
- SBY memilih Boediono merupakan suatu langkah untuk mengokohkan Sistem Presidensil Utuh.
- SBY berhak penuh memilih siapa pendampingnya (Boediono) dan tidak perlu bermusyawarah pada 4 Partai untuk memutuskan siapa Cawapresnya.
- SBY memilih Boediono merupakan langkah strategis SBY untuk menjaga kepentingan Partai Demokrat di masa mendatang yakni periode 2014.
- SBY memilih Boediono berarti membuka peluang besar koalisi Demokrat-PDIP
- SBY memilih Boediono dengan harapan memberi nilai “tengah” kepada 4 partai dan 3 usulan cawapres
- SBY tidak memilih salah satu dari 3 kader partai karena: *Hidayat Nur Wahid (HNW): tokoh yang terlalu “hijau” dan kurang kapabel dalam ekonomi; *Hatta Radjasa (HR): memiliki “cacat” karena banyak kecelakan ketika menjadi Menhub. *Muhaimin Iskandar (MI): Ketum PKB yang menyenangi perpecahan.
- Pengamat: Pasar Akan Respon Positif Pasangan Yudhoyono-Boediono
- Boediono Calon Kuat Pendamping SBY: Akankah Guru Besar Ilmu Ekonomi UGM Ini Akan Jadi Wakil Presiden RI?
- Arbi Sanit: Boediono ‘Obat’ Krisis Global Bagi Indonesia
- Drs Shomad SH: SBY Sudah Tepat Pilih Budiono Sebagai Cawapres
- Yuddy: Boediono Pilihan Tepat, SBY Tidak Siapkan Anak Emas 2014
- SBY: Ekonomi Global Pulih 2011
- Yudhoyono Tetap Gandeng Boediono
- Pramono Anung: Boediono Bukan Jembatan PDIP-Demokrat
- Amien Rais: SBY-Boediono Tidak Akan Laris
- Tjahjo Kumolo: Boediono Tak Ada Sangkut Pautnya dengan PDIP
- Gerindra: Ini Ekonomi Liberal Vs Ekonomi Kerakyatan
- Militansi Partai Dukung SBY-Boediono akan Merosot
- SBY-Boediono Berpotensi Kalah, Harusnya Tiru Soekarno-Hatta
- Koalisi PD-PDIP Dinilai untuk Selamatkan SBY-Boediono
- Undang Partai Pendukung, SBY Jelaskan Soal Boediono
- Adrinof Chaniago: SBY-Boediono Takkan Berpengaruh Pada Pasar
- Kalangan Pengusaha Masih Ragukan Boediono
- Boediono Jadi Cawapres, Koalisi Terancam Bubar
- SBY Maju Kena Mundur Kena
Dan masih banyak lagi. Silahkan, apa pendapat Anda tuangkan dalam komentar dibawah ini. Mari kita berdiskusi ya… (Mishbahul Munir)
Posted by forlan on 13 Mei 2009 at 13:57
yah sudahlah kalau sby maunya gitu kini mau gak partai islam rintis koalisi sendiri
Posted by omiyan on 14 Mei 2009 at 08:35
kita menganut Liberalis padahal Sistem Ekonomi Syariah mulai disukai orang Eropa… aneh dengan Indonesia… padahal kita bisa menjadi contoh sistem perekonomian yang berbasis syariah yang sudah terbukti kuat terhadap krisis ekonomi.
Posted by YudiLima on 14 Mei 2009 at 09:19
Kenapa ada dikotomi Islam-Nasionalis? Apakah Pak Boediono bukan Islam yah? Membangun Indonesia yah dengan Kebangsaan & Kerakyatan sebagaimana tercantum dalam Pancasila. PKS awalnya aja santun, sekarang seh sudah nampak belang serakahnya terhadap jabatan…cawapres.
Posted by baninawawi on 17 Mei 2009 at 17:24
sekarang sudah jelas siapa capres-cawapres yang akan maju pada pilpres nanti. menurutku, SBY-Berboedi juga layak memimpin negara ini untuk lima tahun ke depan. setiap pasangan pasti ada hal yang baik dan hal yang buruk, tidak hanya SBY-Berboedi saja, JK-Win dan Mega-Pro juga punya kelebihan dan kekurangan, tapi yang tepat untuk memimpin adalah SBY-Berboedi.