
akankah Boediono bisa membuktikan?
Melihat gerak, gaya, dan strategi SBY memang teratur, rapi, dan jitu. Saya ketika melihat Deklarasi Pasangan SBY Berbudi Jumat malam kemarin, sungguh sangat menawan. Walaupun pengamat politik, J. Kristiadi, mengatakan prosesi deklarasi tersebut terlalu wah dan berlebihan, namun, menurut saya itulah strategi yang dibuat oleh SBY dan timnya.
Strategi Ulur Waktu
Jika membaca dari awal, yang terlihat sepertinya SBY mengulur-ulur waktu, memang itulah yang direncanakannya. Dengan mengulur waktu dan tidak terburu-buru, SBY akan mudah membaca peta pergerakan politik yang dilakukan oleh lawan-lawannya.
Tebar Isu Boediono Kader PDIP
Sebagai contoh, ketika SBY menyebar isu akan meminang Prof. Boediono menjadi cawapresnya. Isu yang ditebarkan adalah bahwa Boediono merupakan orang PDIP, sehingga PDIP pun sempat terhenyak dan glagapan akan hal ini. Dengan strategi ini, SBY akan memecah suara Megawati-Prabowo. Orang yang sudah jenuh dengan Megawati akan serta-merta memilih SBY. Kader Mega-PDIP yang selama ini telah merasakan kegagalan dan gaya Mega akan berpindah ke SBY. Efek akhirnya adalah suara kader dan partisan PDIP akan pecah.
Pro Pasar Bebas: Neoliberalisme
Ketika banyak pengamat mengatakan bahwa Boediono adalah pro pasar bebas. Wacana ini dibiarkan begitu saja, dan dengan gaya diplomasi yang apik dan jitu, dijawablah dengan singkat oleh Boediono ketika Deklarasi tersebut. Dia mengatakan “Peran pemerintah masih sangat dibutuhkan dalam mengelola ekonomi Indonesia. Tapi jika campur tangan itu berlebihan juga akan berakibat fatal”. Sungguh, bahasa yang apik untuk memulai kampanye pencalonan SBY Berbudi.

inikah pasangan yang benar-benar bakal bisa memperbaiki Indonesia kedepan?
Keterwakilan Partai Islam?
Ketika banyak parpol Islam yang mengatakan SBY tidak mengakomodir partai mereka, dalam Deklarasi itu pun SBY dengan jitu menjawabnya. “Prof. Boediono ini adalah seorang Islam yang taat”. Hebat!
PKS Berkoar-koar!
Ketika PKS sempat berkoar-koar akan pinangan SBY ke Boediono, rupanya dengan hanya loby secukupnya, Tifatul Sembiring dan rombongan hadir untuk membuktikan bahwa mereka juga membutuhkan bargaining position dan tempat empuk di kabinet kelak jika SBY terpilih. Yah, jika ada wakil yang terseret di Kabinet, kan lumayan untuk pemasukan partai untuk membiayai pemilu mendatang lagi. Intinya, tak jauh-jauh dari kekuasaan jugalah!
PAN Tak Hadir dan Bakal Kian Malu
Ketika PAN atau Sutrisno Bachir dan pengurus lainnya tidak mau hadir serta tak mau memberi stempel untuk koalisi, itu langkah yang sangat salah! Bagaimana tidak, lha wong konstituen PAN itukan masyarakat terdidik-terpelajar, siapa lagi dari calon lain yang tepat kalau tidak Boediono. Emang Mega dengan ‘ketidakcerdasannya’, Prabowo dan Wiranto dengan kemiliterannya, atau Jusuf Kalla dengan gaya businessmannya, ku pikir kader dan pendukung PAN tidak sebodoh itu!
Figur Akademisi yang Nasionalis!
Saya merupakan salah satu mahasiswa Prof. Boediono yang sangat menggemari dan hampir menghatamkan semua buku karangan beliau. Saya yakin, walaupun pendidikannya di perguruan tinggi manca, pola pikir dan nasionalisme beliau sangat tinggi. Apalagi dengan didampingi SBY. Sangat tidak mungkin jika beliau akan begitu saja melenggangkan pasar bebas dan segala efeknya menghantam Indonesia! Alih-alih, daripada memilih calon presiden atau cawapres yang punya bisnis banyak, mending memilih akademisi yang murni tanpa kepentingan bisnis pribadi dan keluarga atau kolega toh?
Sungguh, ini hanyalah sekedar pendapat. Mari kita lihat saja peta politik berikutnya dan hasil dari gaya serta strategi politik SBY. Kita buktikan saja siapa yang akan menang esok. Apakah mesin politik 21 partai pendukung koalisi SBY Berbudi akan berjalan dengan baik?
Gimana menurut pendapat Anda? –Mishbahul Munir–
Posted by romailprincipe on 16 Mei 2009 at 12:58
Wah, terlalu wah itu blunder yang besar mas…
Budiono juga bisa-bisa menjadi penghangat kursi ketika terpilih…
Satu lagi strateginya SBY, POLITIK SANTUN, yang tidak santun tentunya… hehe
Posted by Pemilih.com on 26 Juni 2009 at 12:55
Mishbahul Munir: membaca peta politik: strategi SBY memang mantab!…
Saya merupakan salah satu mahasiswa Prof. Boediono yang sangat menggemari dan hampir menghatamkan semua buku karangan beliau. Saya yakin, walaupun pendidikannya di perguruan tinggi manca, pola pikir dan nasionalisme beliau sangat tinggi. Apalagi denga…