Ada sebuah postingan menarik yang menurut saya perlu disimak benar-benar. Yaitu mengenai Daftar Capres-Cawapres 2009 yang Menerima Dana Korupsi Dana Kelautan dan Perikanan, yang melibatkan Rokhmin Dahuri. Berikut cuplikan artikelnya:
Rokhmin Dhuri mengaku bahwa terjadi aliran dana non-budgeter negara yang masuk ke rekening para Capres dan Cawapres 2004 yakni sebagai berikut: (disusun berdasarkan nomor urut pilpres putaran pertama) – (sumber)
- Wiranto – Salahuddin Wahid : 220 juta
- Megawati S – Hasyim Muzadi : 280 juta
- Amien Rais – Siswono Yudohusodo : 400 juta
- Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla (SBY-JK) : 225 juta
- Hamzah Haz – Agum Gumlelar : 320 juta
Catatan : warna merah adalah mereka yang kembali mencalon diri sebagai capres-cawapres pada pilpres 2009.
Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca artikelnya di sini: “Inilah Daftar Capres-Cawapres 2009 Penerima Dana Korupsi DKP“. Semoga bisa menjadi salah satu pertimbangan kelak untuk memilih presiden dan wakil presiden Juli mendatang. –Munir–
Posted by puang cahaya dewa on 18 Mei 2009 at 15:53
salam dari bandung, kang.
PKS (pun) berbudi.
PKS partai yang jujur tidak suka korupsi, Partai dakwah (kata iklan kampanyenya di TV)
PKS singkatan dari Partai keadilan sejahtera yang membuat petingginya takut beroposisi mungkin takut tidak sehjatera (maaf ini dugaan, semogah salah).
Menolak paham neoliberalisme karena mendewa-dewakan mekanisme pasar sebagai pengatur perekonomian Negara (dan tidak sesuai dengan ajaran Islam).
Ingin berkoalisi jika presiden dan wakilnya presentatif, nasionalis, and agamis (itu kata presidenya, bukan kata saya).
Mencalonkan 10 kadernya untuk di pilih sby menjadi wakilnya, alasannya logis pemenang ke -4, bhooo
Tapi sayang seribu sayang “itu hanya mimpi” (maaf mengutip lagunya Projek Pop).
Menurut pengamat politik dari UI, PKS terkesan menjual diri (pelacur kali jual diri, tidak laku-laku akhirnya banting harga).
Menurut tetangga saya yang sangat mengidolakan PKS dan relah antri di TPS demi mencontreng partai idolanya, menyarankan; Para petinggi PKS banyak-banyak membaca ayat kursi, agar tidak ada kesan berjuang karena lapar mohon di kasih kursi menteri –pun tak apalah kalau tidak dapat kursi wapres, dari pada tidak dapat apa-apa.
Kata limbad, fakir magician “terima kasih” (terima kasih telah di tipu dengan gertak sambalnya presiden PKS yang katanya anti neoliberal)
Dan sekarang para petinggi partainya tidak bisa tidur nyenyak, lagi berpikir bagaimana menenangkan massa akar rumputnya.
Ini betul-betul zaman edan kata permadi sang mistikus politik
https://esaifoto.wordpress.com
Posted by Fares on 24 Mei 2009 at 19:25
Alangkah indah dan sejuk negeri ini, klo saja ada yg mau balikin logika salah menjadi benar.
Memanfaatkan politik demi kepentingan agama, bukan memanfaatkan agama untuk kepentingan politik.
Bayangkan saja, klo ada partai yang mengantongi suara lumayan di parlemen, bersuara lantang dan merumuskan UU sesuai ajaran agama, tanpa perlu menyebut bahwa ini UU dibuat sesuai syariat, tanpa perlu gembar-gembor, jebolkan UU yg menaikkan anggaran pendidikan khusus kaum dhuafa dan yatim piatu, bikin UU yg jelas untuk sapu bersih pengemis musiman menjelang lebaran, ajarin mereka supaya dapat hidup dengan keringat dan harga diri, ajarin mereka supaya tahun ini adalah terakhir kali terima zakat, karena tahun besok mereka sudah sanggup bayar zakat.
Coba….. mana itu partai yang bawa2 agama, apa pernah pikirkan bagaimana mengangkat harkat dan derajat bangsa ini? Kalau soal yang sepele saja gak sanggup kerjakan, tolong dah jangan lagi bawa2 agama ke dalam ranah politik, cuma bikin malu saja.
Misbah says: Fares, pendapat Anda sangat mendasar dan sangat menarik sekali. Semoga ada yang berkenan mendengar, mendukung dan mengimplementasikan ide kita ya. Atau, mungkin generasi kita kelak yang benar-benar bisa dan mampu memperbaiki negeri tercinta ini… Amin.