Tipe Gaya Foto Fotografer | Gaya Fotografi Menurut Kepribadian!


Ketika saya diminta untuk memberikan pelatihan mengenai fotografi di salah satu universitas di Jogja, saya mendapatkan sebuah pertanyaan menarik yang disampaikan oleh salah satu peserta. Peserta itu bertanya: “bang, ada gak sih penggolongan fotografer berdasarkan gaya fotografinya atau berdasarkan hasil foto-foto karyanya?”.

Nah, dalam kesempatan tersebut saya pun langsung menyempatkan untuk mencari di google. Saya pun menemukan sebuah artikel menarik di sebuah forum (forumm.wgaul.com). Judul artikelnya “Gaya Fotografi Menurut Kepribadian”. Ini artikelnya, semoga bermanfaat.

Dalam buku “Digital Wedding Photography, capturing beautiful memories“, Glen Johnson menjelaskan bahwa gaya fotografi idealnya bisa disesuaikan dengan kepribadian. Dalam foto pernikahan misalnya, ada 3 jenis gaya yang umum di masyarakat:

1. Gaya Tradisional

Fotografer biasanya berperan seperti sutradara, memerintahkan subjek foto untuk senyum, bergaya atau pindah sesuai dengan yang dia mau. Biasanya fotografi semacam ini banyak ditemui di era-80-90an. Hal tersebut dilakukan karena fotografi waktu jaman itu belum ada digital, jadi fotografer ingin menghemat film dan proses. Setelah era digital, fotografer tidak begitu masalah soal mengambil foto dalam jumlah banyak karena bisa di hapus.

Selain masalah biaya, kepribadian juga menentukan. Orang yang menyukai melakukan pola-pola sistematis dan kontrol akan cenderung bergaya tradisional, beberapa jenis fotografi yang mungkin cocok buat fotografer yang memiliki kepribadian ini: foto produk, fashion, still life, studio.

Sebagai contohnya: pose pengantin dan setting telah di persiapkan sehingga sempurna.

2. Photojournalist atau Candid

Fotografer model atau tipe ini bisa dibilang adalah bergaya wartawan foto, mengambil foto subjek secara natural tanpa direksi/intruksi tujuannya mengambil foto-foto yang melukiskan senatural mungkin suatu acara.

Kepribadian Photojournalist ini biasanya adalah pemalu dan enggan berkomunikasi dengan orang, maka dari itu, daripada menyuruh dan mengatur pose, tempat dan lain-lain, fotografer ini akan berpindah tempat mencari sudut yang menarik tanpa mengganggu atau memberi intruksi pada subjek foto.

Contohnya begini, foto diambil candid dari jauh menggunakan lensa telephoto menangkap ekspresi tanpa mengganggu atau memberi instruksi ke subjek.

3. Portrait Journalism

Fotografer model ini adalah kombinasi dari 1 dan 2. Fotografer ini mementingkan kebebasan kreatifitas, sedikit mengatur pose dan tempat tapi tidak se-kaku fotografer tradisional dengan membiarkan subjek bertingkah laku secara natural.

Contohnya adalah fotonya terlihat seperti gabungan antara seni, fashion dan reportase, penekanan terhadap seni dan gaya reportase inilah yang membuat dinamakan gaya gabungan 1 dan 2.

Saat ini banyak trend mengunakan gaya fotojournalism ini. Dimulai dari banyak wartawan foto yang di hari Sabtu dan Minggu berubah menjadi fotografer pernikahan.

Tapi yang terpenting dari semua diatas, gaya Anda kalau bisa sesuai dengan kepribadian Anda, sehingga Anda bisa enjoy dalam bekerja dan memotret. Selamat berkarya!!! (Mishbahul Misbah Munir | Fotografer Jogja)

7 responses to this post.

  1. Posted by ikhsan fotografer on 17 Mei 2010 at 02:56

    tapi aku pengen taubagaimana tips2 supaya pengantin bisa senyum lepas tanpa ada beban sedikit pun misalx rasa malu atau apa. tlng ksi rahasiax, klu bsa kirim di email gua.

    Misbah says: Mas Ikhsan, yang Anda maksudkan itu adalah tipe fotografi “candid photography”. yaitu, kita memotret obyek (pengantin) tanpa mereka sadar dan tak mengetahui bahwa mereka sedang dipotret. nah, untuk mendapatkan senyum lepas dari mereka, itu soal bagaimana kita sabar menunggu moment tersebut saja. semoga bermanfaat. sukses selalu buat Anda ya…

    Balas

  2. wah mantaph nih postingannya, moga2 bisa dijadikan sebagai modal menang di eksklusifimaginaction.com, lumayan gratis jalan2 ke Jepang hehehe

    Balas

  3. bagaimana dengan penciptaan moment? bisa kah kita memotret sepasang kekasih yang di mabuk cinta tanpa kita mengarahkannya? kita diam saja… apakah hasilnya bisa sesuai dengan yang model inginkan (model tersebut bukan model profesional)… salam fotografi

    Misbah says: Semesta, agak kesulitan saya mencerna dengan baik pertanyaan Anda. Sebelumnya mohon maaf jika jawaban saya kurang tepat dengan yang Anda maksudkan ya… Jadi, pertama, moment (dalam arti sebenarnya) tidak bisa kita buat-buat. Apa yang terjadi, tanpa kita arahkan, itulah moment. Nah, kalau kita sudah mengarahkan seseorang atau pasangan untuk membuat gaya tertentu, itu bukan moment alami. Ingin dapat moment yang bagus, caranya adalah dengan foto candid atau dengan journalistic photography.

    Kedua, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan modelnya, baik yang profesional maupun tidak, ada beberapa cara, diantaranya dengan melakukan pendekatan secara personal, komunikasi yang baik, dan menyelami tipe orang yang akan kita potret. Dengan begitu, kita akan mengenal model yang akan kita potret, bahkan, kita bisa mengira bahkan memahami, seperti apa yang dia atau mereka inginkan.

    Demikian, semoga bermanfaat ya. Salam jepret!

    Balas

  4. Posted by aan on 25 Oktober 2010 at 15:13

    keerreeenn

    Balas

  5. Posted by aldy on 14 Juni 2011 at 09:55

    aku butuh sample gaya2 studio pernikahan menurut bentuk wajah

    Balas

  6. Posted by andre lumowa on 7 Mei 2012 at 04:13

    bang..kalau kita minta si pengantin yang bergaya seperti yang mereka mau bisa gak ya?

    Misbah POETRAFOTO says: bang Andre, mau pakai gaya si pengantin atau gaya kita, itu tergantung kebutuhan saja. syarat utamanya adalah kita tidak boleh memaksakan gaya kita karena bisa-bisa si pengantin kurang berkenan dengan gaya kita. intinya, harus ada saling pemahaman dan komunikasi saja antara kita selaku fotografer dengan yang kita foto ya. semoga dapat dimengerti. makasiiih… :)

    Balas

Tinggalkan Balasan ke andre lumowa Batalkan balasan