Hari ini, Jumat, 16 Januari 2009, kami para PIC website UII, baik fakultas maupun lembaga lainnya, diberikan pelatihan jurnalistik. Pelatihan yang digelar di Ruang Sidang Jurusan Sipil ini menghadirkan 2 pembicara, yaitu Sjafriel Salim, MPS., Comm (mantan tim pembuat pidato Presiden dan pejabat RI, penulis buku, dan wartawan) dan Dra. Fadmi Sustiwi (redaktur Kedaulatan Rakyat).
Setelah saya mengikuti dengan seksama, dua orang pembicara ini lebih banyak mendiskusikan bagaimana cara menulis yang baik. Berbagai masukan dan kritikan diberikan oleh keduanya kepada UII, di antaranya:
dari pak Sjafriel: Kualitas penulisan berita di website UII masih jauh dari standar jurnalistik yang ada, baik dari sisi penyusunan informasi yang tidak memenuhi 5W+1H, maupun penyusunan kalimat dan pilihan bahasanya yang kurang tepat. Para PIC juga harus terus diasah daya serap informasinya. Mereka harus bisa dan terus belajar mencari angle yang terbaik bagi UII.
- dari mbak Ninik (panggilan Fadmi Sustiwi): Release yang diberikan oleh Humas UII, masih perlu banyak diperbaiki. Terkadang informasinya tidak lengkap, tidak dituliskan penanggungjawab release atau berita tersebut yang berfungsi untuk kontak konfirmasi bila
terdapat kekurangan informasi, tema yang diangkat kurang memenuhi kebutuhan media umum harian dan hanya sekedar bersifat promosi UII saja sehingga Media kurang berminat memuat berita dari UII. Mbak Ninik juga berharap, bahwa sebisa mungkin, website UII (www.uii.ac.id) juga bisa memuat informasi update, agar sewaktu wartawan umum membutuhkan tinggal cari ke web tersebut.
Alhamdulillah, website FTI (http://fit.uii.ac.id/) dan Humasnya mendapatkan pujian dari pembicara. Bahkan, ketika sessi praktis menulis berita dan press release, beberapa release FTI digunakan sebagai bahan diskusi dan contoh.
Nah, mengenai hasil pelatihan ini, saya berpikir dan mengusulkan agar Pimpinan UII (yang berkehendak agar web UII masuk peringkat baik di Webometrics) berkenan memberikan sosialisasi yang tepat dan detil mengenai ukuran dan standar penilaiannya. Salah satu dosen UII (kalau tidak salah pak Yudi Prayudi) memang pernah memuat tulisan mengenai hal ini, tapi masih perlu penjelasan yang lebih baik dan waktu yang tepat.
Mengapa hal ini penting, karena agar kami yang berwenang dan ditugaskan untuk mengisi website UII beserta subdomainnya dapat bertindak lebih tepat. Misalkan, menuliskan berita dengan lebih baik dan memunculkan kata kunci (keywords) yang tepat sesuai prodi atau fakultas masing-masing. Saya yakin, web FTI banyak dilihat orang karena mengandung kata kunci yang secara keilmuan dan pengetahuan, memang banyak dicari orang. Sebagai contoh ‘informatika kesehatan’, ‘informatika medis’, ‘computer numerical control’, dan lain sebagainya.
Jadi, kalau dalam jurnalistik, bahasa-bahasa yang muncul seharusnya adalah bahasa-bahasa yang mudah dimengerti oleh khalayak umum (pembaca media masing-masing). Tetapi, di sini, untuk kepentingan ‘publisitas’ web UII, seharusnya malah harus memunculkan berbagai macam istilah yang sesuai dengan core competence and knowledge yang ada di prodi masing-masing. Jadi, bukan dihilangkan atau diganti dengan padanan lain yang ‘mudah dimengerti’, tapi, tetap dimunculkan dengan disertai penjelasannya secara ilmiah dan sesuai keilmuannya.
Demikian, semoga bermanfaat bagi saya dan semua. Bagaimana menurut Anda? (Misbah, PIC Web FTI, http://fit.uii.ac.id/)
recent comments