5
Jul
Posted by Mishbahul Munir Poetrafoto Photography in *Fenomena Kehidupan Anak dan Remaja Indonesia, *Ulah Artis, Aktor, Politikus & Manusia. Tagged: aborsi, abu-abu, alat tes kehamilan, budaya masyarakat, diskotek, film biru, freesex, hang out, indekosan, integritas sosial, jogja, kondom, konstruksi jender, kota pelajar, kriminal, mabuk, model pergaulan remaja, multikultural, norma kesusilaan, pembunuhan, penjualan kondom di apotek, penjualan obat terlarang, perampokan, perangsang, perempuan, pergaulan bebas, pluralisme, pondokan, pondokan perempuan, shaker, teori komunikasi, yogyakarta. 15 komentar

ilustrasi: benarkah yang terjadi seperti ini di Jogja yang katanya kota pelajar itu?
Pengalaman menarik ditemui penulis dalam beberapa kesempatan, yang semakin mengukuhkan hipotesis bahwa model pergaulan remaja di Yogyakarta cukup “bebas”. Pada suatu waktu, penulis menemukan alat-alat tes kehamilan berceceran di bilangan Jalan Babarsari.
Tak berselang lama, sebuah kabar menyatakan ditemukan banyak kondom yang menyumbat saluran air toilet di suatu fakultas. Terakhir, kabar yang tak kalah mencengangkan lagi, pada saat malam tahun baru kemarin, penjualan kondom di apotek-apotek meningkat drastis. Yogyakarta adalah kota pelajar. Banyak remaja yang datang untuk menuntut ilmu. Implikasinya, budaya masyarakat setempat untuk menyediakan jasa indekosan atau pondokan.
Sudah menjadi rahasia umum, kepedulian pemilik indekos terhadap aktivitas penyewa indekos menyebabkan ruang gerak tak pernah bisa diidentifikasi. Sederet alasan klasik yang mengemuka adalah menjaga privasi anak kos. Namun, argumen tersebut tak lebih dari cara pemilik untuk memasarkan kamar inde-kosannya. Tak bisa dibantah, preferensi yang berkembang dalam pembicaraan anak-anak rantau (terutama laki-laki) bahwa inde-kosan dengan peraturan yang cukup mengekang cenderung ditinggalkan. Beberapa konstruksi jender yang membedakan aturan antara laki-laki dan perempuan di pondokan. Baca lebih lanjut →
4
Jul
Posted by Mishbahul Munir Poetrafoto Photography in *Fenomena Kehidupan Anak dan Remaja Indonesia, *Ulah Artis, Aktor, Politikus & Manusia. Tagged: aborsi, di Indonesia, kasus aborsi, Kebijakan Perlindungan Perempuan dan Remaja Putri, kehamilan tidak diinginkan, kekerasan seksual, kesetaraan jender, narkoba, perempuan, perlindungan perempuan, remaja, wanita. 1 komentar

mau enaknya aja, tapi gak mau anaknya!
Di Indonesia setiap tahun terdapat 2,6 juta kasus aborsi. Sebanyak 700.000 pelaku aborsi itu adalah remaja atau perempuan berusia di bawah 20 tahun. Penyebab utamanya adalah kurangnya perlindungan terhadap perempuan.
Itu mencuat dalam seminar ”Kebijakan Perlindungan Perempuan dan Remaja Putri” di Hotel Almadina, Blora, Jawa Tengah, Kamis (2/7). Seminar diselenggarakan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana bekerja sama dengan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan. Baca lebih lanjut →
recent comments