Seorang teman berdiskusi dengan saya. Kami berdua bersepakat bahwa sama-sama pemula. Kami sharing berbagai hal mengenai fotografi dan photoshop. Awalnya dia tanya “mas, jepretan sampean itu diapain aja di photoshop?” Jawabku, “aku pengen jadi photographer bos, bukan photoshopers”. Hehe… Canda kami pun mengalir.
Memang, banyak fotografer profesional yang saya kenal, pasti membekali diri mereka dengan keahlian editing, retouch, dan lain sebagai dengan menggunakan berbagai macam software yang ada. Yang paling terkenal dan banyak digunakan fotografer ya photoshop itu. “Jangan sombong dan nekad. Kita fotografer juga membutuhkan olah digital atas karya kita. Ini bukan rahasia lagi kok,” begitu seorang teman lain yang sudah profesional pernah berkata pada saya.
Memang, walaupun hanya untuk resizing and cropping, kita membutuhkan software semacam Photoshop. Namun, jika menurut saya, selagi masih belajar, alangkah baiknya jika kita jangan terlalu menggantungkan diri dengan olah digital (oldig). Selain akan memanjakan diri, hasil asal-asalan jika masih memungkinkan di oldig dibiarkan saja. Ini juga akan mengurangi kepekaan dan keahlian teknis kita akan kamera yang kita gunakan. Akhirnya kita dibiasakan menggunakan mode ‘Auto’ agar mudah pake kamera.
Selain itu, ada hal lain lagi yang perlu kita camkan pada diri kita masing-masing, jika ingin serius jadi fotografer atau belajar fotografi, kita harus berani terjun lapangan langsung. Ini tujuannya agar kita mengetahui langsung kesulitan-kesulitan dan solusi yang dibutuhkannya. Jika kita tak pernah mencoba sekali waktu untuk motret wedding, kapanpun kita akan enggan dan tak berani jika ada pemotretan wedding photography.
Bagaimana menurut Anda para fotografer mania? Silahkan urun rembug. Semoga bermanfaat. —Misbah—
Posted by juliach on 4 Maret 2009 at 16:34
Memang betul! Kadang aku pakai mode otomatis saja jika harus banyak yang difoto. kadang main manual pula jika lagi iseng dan punya banyak waktu.
Untuk olah foto dengan photoshop, aku masih belum konsen soalnya momong anak seh, jika aku lakukan di malam hari, pasti aku baru naik ranjang jam 5 pagi… padahal jam 7 pagi sudah harus mempersiapkan anak utk pergi ke sekolah.
Misbah says: bunda Julia, wah, salut sekali saya, ibu masih sangat semangat belajar dan belajar fotografi. semoga sukses selalu ya bu. salam kenal.
Posted by tegrex on 5 Maret 2009 at 03:08
memang benar, kalau beda tempat maka beda sentuhan, jadi dimana-mana untuk pengalaman pemotretan pertama pun, jelas akan beda dengan perkataan orang-orang. karena beda tangan plus kreatifitas.
Misbah says: terimakasih mas Tegrex atas bagi pengalamannya. keahlian kita dalam fotografi yang menentukan ya kita sendiri kok. makanya, apa yang kita inginkan, misalkan ingin jadi fotografer modeling & fashion, maka harus selalu belajar dan mencoba motret model. salam kenal.
Posted by misbah on 22 Desember 2009 at 17:39
waduh mas….nama sama, blh juga tuh bagi2 ilmu photographernya ma aq..wkwkwkwkw
mas camera pro apa yg cocok bagi pemula, cz aq pgn mendalami dunia photographer.
thanks
Misbah says: oh, banyak sekali ya yang namanya Misbah… hehe… salam kenal ya… saya juga sedang terus belajar kok ini. jadi, belajar bareng ya.. kalau soal kamera, saya sarankan, beli saja kamera pro digital yang harganya masih relatif paling murah. jangan beli yang harganya terlalu mahal jika tujuannya hanya untuk belajar terlebih dahulu. kelak, di masa tertentu, jika kita sudah merasa cukup menguasai dengan baik kamera pro, baru kita beli yang lebih baik, bagus, dan kompatibilitasnya lebih hebat lagi. soal mereknya, silahkan disesuaikan kebutuhan pribadi dan dana yang ada ya… sangat subyektif kalau sudah bicara soal merek. salam fotografi!
Posted by job bath on 19 Februari 2011 at 01:18
Its a very good post! i had subscribed your post:D Please update the latest information:)